28 Maret 2008

Duel Seru MotoGP Jerez Seri 3: Hayden versus Pencari Kerja

Melaju di Depan Angin Gosip
Masa emas Nicky Hayden terancam berakhir. Kalau musim ini tidak bersinar, dia bisa terdepak dari factory Honda, tersisih bersama tim-tim satelit. Karena itu, mulai MotoGP Jerez ini, dia harus menunjukkan kemampuan menghadapi para "pencari kerja".

Ulasan Azrul Ananda

Nicky Hayden tidak punya bakat besar. Banyak pengamat bilang begitu, dia sendiri tak akan menampiknya. Hanya, Hayden adalah seorang pekerja keras yang cerdas. Dan kemauan tersebut mampu menutupi kekurangannya dalam hal bakat.

Buktinya adalah musim 2006 lalu. Mengendarai motor Repsol Honda yang (sebenarnya) dominan, Hayden hanya menang dua kali tahun itu. Tapi, dia begitu konsisten, saat para pesaingnya berjatuhan di lintasan. Alhasil, dialah juara dunia MotoGP 2006.

Sayang bagi pembalap asal Kentucky, Amerika Serikat, itu, bakat sangat dibutuhkan saat motor tidak maksimal. Dan itulah yang terjadi tahun lalu. Honda RC212V termasuk yang paling mengecewakan. Jangankan Hayden, Dani Pedrosa saja kesulitan meraih kemenangan.

Sepanjang musim 2007, Hayden pun terlihat seperti pecundang. Juara dunia yang sering berfungsi sebagai penggembira, bukan tontonan utama.

Nah, tahun ini, fungsi penggembira tersebut terancam berlanjut. Dalam lomba pertama di Qatar 9 Maret lalu, dia nyaris tak perlu ditonton, finis di urutan kesepuluh. Orang tidak peduli kalau dia naik motor tahun lalu, sehingga tidak punya senjata yang mumpuni. Pokoknya, bagi penggemar MotoGP, Hayden kalah lagi.

Masalahnya, tahun ini adalah "tahun kontrak" bagi Hayden. Kontraknya bersama Repsol Honda berakhir di pengujung 2008 ini. Kalau dia istimewa, tahun depan (dan berikut-berikutnya) dia bisa terus membalap untuk tim-tim elite, termasuk bertahan di Repsol Honda. Kalau tidak, masa emas dia benar-benar terancam.

Sampai saat ini, belum ada sedikit pun gosip yang menyebutkan bahwa ada tim lain berminat terhadap Hayden. Kalau dia kembali menjadi pecundang, Honda mungkin hanya bisa membantunya mendapatkan "motor hiburan" di tim satelit. Sekali lagi, tim lain (apalagi yang elite) belum menunjukkan minat merekrut Hayden.

Sebaliknya, gosip Repsol Honda mencari pengganti Hayden justru mulai berembus. Kabar terakhir, Andrea Dovizioso disebut disiapkan untuk naik ke Repsol Honda tahun depan.

Pembalap Italia itu sekarang bergabung di JiR Team Scot Honda, sebuah tim satelit. Performanya disebut membuat kagum Honda Racing Corporation (HRC). Di Qatar 9 Maret lalu, dia menyalip Valentino Rossi menjelang garis akhir, finis di urutan keempat.

Memang, musim 2008 ini masih panjang. Masih terlalu dini untuk membicarakan perpindahan pembalap untuk 2009. Namun, bagi Hayden, tidak ada istilah terlalu dini untuk meraih hasil sebaik-baiknya. Malahan, akan lebih baik bila dia menunjukkan performa baik secepat mungkin. Supaya gosip-gosip pengganti tidak makin kencang berembus.

Grand Prix Spanyol di Sirkuit Jerez akhir pekan ini merupakan tempat yang tepat untuk menggebrak. Pertama, karakter sirkuit menguntungkan motor-motor dengan handling oke seperti Honda (juga Yamaha). Top speed tidaklah penting di sirkuit itu.

Kedua, Hayden akan mendapatkan Honda RC212V versi terbaru. Sama seperti yang dipakai Dani Pedrosa, lebih baik dari kebanyakan motor milik tim satelit. Hayden tak lagi punya alasan bahwa motornya yang jelek.

Sekarang tinggal bergantung pada Hayden. Dia tidak harus menang. Dia hanya perlu menunjukkan kecepatan yang mengagumkan. Finis ketiga saja mungkin sudah cukup untuk menahan datangnya gosip-gosip tidak mengenakkan.

Ingat, lomba akhir pekan ini diselenggarakan di Spanyol. Sponsor utama Repsol datang dari negara tersebut. Banyak calon bintang masa depan MotoGP yang juga berasal dari negara itu. Bisa dibilang, Hayden akan membalap di hadapan penonton yang pada dasarnya menginginkan dia diganti.

Menghadapi akhir pekan ini, Hayden berjanji terus bekerja keras. "Qatar bukanlah balapan yang baik untuk kami. Tapi, kami akan bekerja keras untuk melupakan hasil itu di Jerez. Motor kami seharusnya melaju kencang di Jerez. Pada masa lalu, ban Michelin juga selalu baik di sirkuit itu," ujarnya. (habis)

jawapos.com

Tidak ada komentar: