01 April 2008

Kawasaki Coba Mendobrak Pakai Mesin Screamer

Menunggu Lengkingan Si Hijau
Bertahun-tahun sulit mendobrak MotoGP, Kawasaki siap ambil risiko besar. Tim hijau makin serius mengembangkan mesin screamer untuk menyalip barisan papan atas. Bukan tidak mungkin, mesin berbunyi "indah" itu dipakai berlomba sebelum musim 2008 berakhir.
--------------

Tidak enak juga berada di posisi tanggung. Dalam beberapa tahun terakhir, Kawasaki telah mendapatkan respect di arena MotoGP sebagai tim yang sewaktu-waktu bisa menggebrak. Namun, gebrakan itu tak kunjung terjadi. Performa tim terus maju dan mundur. Tidak pernah buruk, tidak pernah dahsyat.

Untuk segera mendobrak barisan atas, Kawasaki pun menyiapkan strategi teknis yang berani. Sejak uji coba Januari lalu, tim hijau ini menyiapkan mesin jenis screamer. Kemarin (31/3), sehari usai Grand Prix Spanyol di Jerez, mesin itu kembali turun ke lintasan. Bahkan makin serius digeber.

Bukan tidak mungkin, mesin ini bakal dipakai berlomba sebelum musim 2008 berakhir. Bukan tidak mungkin, mesin ini yang akhirnya membantu Kawasaki mendobrak barisan atas MotoGP.

Apa itu mesin screamer? Sebenarnya, secara teknis ini bukan teknologi baru. Yamaha pernah menjajalnya beberapa tahun lalu. Bentuk dan konfigurasi mesin tidak beda dengan yang lain, hanya cara pemakaian mesin yang menjadikannya berbeda.

Kawasaki, seperti motor-motor lain di MotoGP, memakai mesin 800 cc empat silinder. Sama seperti Yamaha, Kawasaki memakai konfigurasi silinder segaris. Nah, dengan pola screamer, keempat silinder itu bekerja secara teratur, bergantian naik turun dengan timing yang sama.

Sebelum ini, Kawasaki memakai mesin jenis big bang. Dengan pola ini, dua silinder bekerja nyaris bersamaan, baru kemudian dua yang lain bekerja lagi nyaris bersamaan.

Nama screamer didapat karena mesin ini punya bunyi yang melengking tinggi.

Menurut Kawasaki, mesin jenis screamer mungkin lebih cocok untuk kapasitas 800 cc, yang lebih "lemah" dari mesin 990 cc. Mesin jenis ini memang kali terakhir populer saat kelas tertinggi masih bermesin 500 cc. "Kami memakai mesin big bang untuk meraih power ekstra dari motor 990 cc. Sekarang kami menjajal mesin screamer untuk mengejar power di kelas 800 cc," tutur Ian Wheeler, communications manager tim hijau.

Sebenarnya, bukanlah keputusan mudah untuk fokus ke mesin screamer. Yamaha misalnya, sudah pasti tidak akan mau kembali ke mesin jenis itu. Menurut Masao Furusawa, salah satu manajer teknis Yamaha, menyebut mesin screamer punya kelemahan besar. "Kami membuangnya sejak 2003," ungkapnya.

Furusawa menjelaskan, mesin screamer "sulit" berkomunikasi dengan pembalap. Saat berputar di atas 12 ribu rpm, pembalap makin kesulitan "mendengar kemauan" ban belakang motor.

"Padahal, rpm paling berguna di MotoGP ada di kisaran 14 ribu sampai 17 ribu. Kadang sampai 19 ribu. Saat itu, pembalap sulit ’berbicara’ dengan ban. Kalau mesin big bang, bagian internalnya sangat mulus saat putaran tinggi," tuturnya.

Soal masalah "komunikasi" ini, Kawasaki mengaku paham betul. Tapi, mereka yakin itu bisa diatasi dengan teknologi. "Belakangan kita telah melihat perkembangan teknologi ban. Mesin juga lebih mudah dijinakkan memakai sistem elektronik," kata Naoya Kaneko, technical manager Kawasaki. "Para engineer di Kawasaki merasa yakin risiko ini akan sesuai dengan imbalannya kelak," tegasnya.

Kaneko mengingatkan, mesin screamer-nya sekarang masih dalam tahap pengembangan. Masih banyak yang harus mereka lakukan sebelum mesin itu siap balapan.

Januari lalu, setelah mesin itu dijajal oleh para test rider di Sirkuit Sepang, Kawasaki menariknya lagi untuk dievaluasi di markas. Kemarin, motor itu kembali diturunkan dalam uji coba. Dan sekarang latihannya makin serius. Sebab, yang menjajal bukan hanya Olivier Jacque sebagai tester. John Hopkins, bintang baru Kawasaki, juga dijadwalkan mencoba mesin itu.

Kalau komentar mereka positif, maka Kawasaki bisa mempercepat proses dan segera menurunkannya. Kalau itu jadi, sukses atau tidak, para penggemar MotoGP langsung mendapat suguhan baru yang menarik. Yaitu bunyinya yang melengking "indah."

Furusawa, meski tak mau lagi menurunkan screamer, berharap Kawasaki serius menurunkannya. Alasannya ya itu tadi. Furusawa cinta pada bunyinya…

jawapos.com

Tidak ada komentar: