Omelan Rossi Belum Berarti
Sejumlah duel seru akan mewarnai ajang MotoGP di Jerez, Spanyol, akhir pekan ini. Yang paling utama, tentu saja, persaingan Casey Stoner versus Valentino Rossi. Dan siapa yang unggul mungkin bergantung pada perlakuan Bridgestone.
Ulasan Azrul Ananda
Valentino Rossi punya beban khusus di Sirkuit Jerez, akhir pekan ini. Bintang utama MotoGP itu sudah gagal meraih puncak podium dalam lima lomba. Percaya atau tidak, itu adalah losing streak terburuk dalam karirnya, sejak memenangi lomba pertamanya di kelas utama pada 2000 lalu.
Bintang Fiat Yamaha itu telah menunjukkan ketidaksabarannya untuk menang. Dia kembali "mengomel" secara publik, meminta upaya ekstra dari pihak pendukung. Khususnya dari Bridgestone. Agak ironis, mengingat tahun ini dia pindah ke Bridgestone karena tahun lalu terus mengomeli performa ban Michelin.
Menurut Rossi, harapannya untuk menang masih terganjal oleh performa ban kualifikasi Bridgestone. Khususnya ban depan. Buktinya, di seri pertama di Qatar, 9 Maret lalu, Michelin mendominasi kualifikasi. Rossi hanya mampu meraih posisi start ketujuh, di belakang tiga pengendara Yamaha lain yang memakai Michelin.
Bahkan Casey Stoner, andalan Ducati yang menjadi juara di Qatar, hanya mampu meraih posisi start keempat.
Rossi terang-terangan minta Bridgestone menyediakan ban depan kualifikasi yang lebih lunak lagi. "Saya akan terus meminta mereka membuat ban depan yang baru. Karena kalau ban depan kualifikasi itu berfungsi dengan baik, kami akan mendapatkan keuntungan sangat besar," tutur Rossi.
Pembalap 29 tahun itu mengaku tak tahu kapan Bridgestone bisa menyediakan ban tersebut. Tapi dia janji akan terus mengomel untuk mendapatkannya.
Apakah permintaan Rossi ini akan diwujudkan oleh Bridgestone? Ini yang patut dipertanyakan. Kemungkinan besar, Rossi tak akan mendapatkan permintaan itu di Jerez akhir pekan ini. Apalagi, status Rossi sekarang bukanlah "anak emas" Bridgestone. Yang punya status itu mungkin adalah Stoner.
Yang jadi masalah untuk Rossi, Stoner mengaku sudah puas dengan Bridgestone. Pembalap 22 tahun itu mengaku tak butuh ban depan baru dari Bridgestone.
"Ban depan lomba saya sudah bekerja cukup baik untuk keperluan kualifikasi. Saya tak terlalu peduli dengan kualifikasi. Yang penting mampu meraih posisi agak ke depan. Jadi, saya tak terlalu berminat dengan ban depan kualifikasi yang baru," tuturnya.
Stoner menjelaskan, targetnya saat kualifikasi hanyalah meraih posisi di dua baris pertama. Setelah itu, mengejar setelan lomba sebaik mungkin. Sebab, kalau setelan lomba baik, dia masih bisa menang dengan menyalipi para pesaing. Seperti yang dia lakukan di Qatar 9 Maret lalu.
Brigestone sendiri seolah tak memusingkan omelan Rossi. Sebelum lomba di Jerez ini, mereka justru terus memuji Stoner. Hirohide Hamashima, bos senior Bridgestone, mengaku makin kagum pada pembalap Australia tersebut.
"Dia punya rasa percaya diri yang cukup untuk memenangi lomba pertama. Tahun lalu, rasa percaya dirinya tumbuh dengan pesat. Dia mampu membalap dengan tenang dan taktis. Sekarang, dia terus menjadi semakin kuat," komentar Hamashima.
Dengan komentar seperti itu, perjuangan Rossi tampaknya bakal berat. Logika Bridgestone sendiri bisa dipahami. Kalau Stoner bisa terus menang, buat apa terlalu memusingkan yang lain? (bersambung)
jawapos.com
Sejumlah duel seru akan mewarnai ajang MotoGP di Jerez, Spanyol, akhir pekan ini. Yang paling utama, tentu saja, persaingan Casey Stoner versus Valentino Rossi. Dan siapa yang unggul mungkin bergantung pada perlakuan Bridgestone.
Ulasan Azrul Ananda
Valentino Rossi punya beban khusus di Sirkuit Jerez, akhir pekan ini. Bintang utama MotoGP itu sudah gagal meraih puncak podium dalam lima lomba. Percaya atau tidak, itu adalah losing streak terburuk dalam karirnya, sejak memenangi lomba pertamanya di kelas utama pada 2000 lalu.
Bintang Fiat Yamaha itu telah menunjukkan ketidaksabarannya untuk menang. Dia kembali "mengomel" secara publik, meminta upaya ekstra dari pihak pendukung. Khususnya dari Bridgestone. Agak ironis, mengingat tahun ini dia pindah ke Bridgestone karena tahun lalu terus mengomeli performa ban Michelin.
Menurut Rossi, harapannya untuk menang masih terganjal oleh performa ban kualifikasi Bridgestone. Khususnya ban depan. Buktinya, di seri pertama di Qatar, 9 Maret lalu, Michelin mendominasi kualifikasi. Rossi hanya mampu meraih posisi start ketujuh, di belakang tiga pengendara Yamaha lain yang memakai Michelin.
Bahkan Casey Stoner, andalan Ducati yang menjadi juara di Qatar, hanya mampu meraih posisi start keempat.
Rossi terang-terangan minta Bridgestone menyediakan ban depan kualifikasi yang lebih lunak lagi. "Saya akan terus meminta mereka membuat ban depan yang baru. Karena kalau ban depan kualifikasi itu berfungsi dengan baik, kami akan mendapatkan keuntungan sangat besar," tutur Rossi.
Pembalap 29 tahun itu mengaku tak tahu kapan Bridgestone bisa menyediakan ban tersebut. Tapi dia janji akan terus mengomel untuk mendapatkannya.
Apakah permintaan Rossi ini akan diwujudkan oleh Bridgestone? Ini yang patut dipertanyakan. Kemungkinan besar, Rossi tak akan mendapatkan permintaan itu di Jerez akhir pekan ini. Apalagi, status Rossi sekarang bukanlah "anak emas" Bridgestone. Yang punya status itu mungkin adalah Stoner.
Yang jadi masalah untuk Rossi, Stoner mengaku sudah puas dengan Bridgestone. Pembalap 22 tahun itu mengaku tak butuh ban depan baru dari Bridgestone.
"Ban depan lomba saya sudah bekerja cukup baik untuk keperluan kualifikasi. Saya tak terlalu peduli dengan kualifikasi. Yang penting mampu meraih posisi agak ke depan. Jadi, saya tak terlalu berminat dengan ban depan kualifikasi yang baru," tuturnya.
Stoner menjelaskan, targetnya saat kualifikasi hanyalah meraih posisi di dua baris pertama. Setelah itu, mengejar setelan lomba sebaik mungkin. Sebab, kalau setelan lomba baik, dia masih bisa menang dengan menyalipi para pesaing. Seperti yang dia lakukan di Qatar 9 Maret lalu.
Brigestone sendiri seolah tak memusingkan omelan Rossi. Sebelum lomba di Jerez ini, mereka justru terus memuji Stoner. Hirohide Hamashima, bos senior Bridgestone, mengaku makin kagum pada pembalap Australia tersebut.
"Dia punya rasa percaya diri yang cukup untuk memenangi lomba pertama. Tahun lalu, rasa percaya dirinya tumbuh dengan pesat. Dia mampu membalap dengan tenang dan taktis. Sekarang, dia terus menjadi semakin kuat," komentar Hamashima.
Dengan komentar seperti itu, perjuangan Rossi tampaknya bakal berat. Logika Bridgestone sendiri bisa dipahami. Kalau Stoner bisa terus menang, buat apa terlalu memusingkan yang lain? (bersambung)
jawapos.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar