Jumat dan Sabtu Stres, Minggu Tenang
Sukses pembalap MotoGP bisa bergantung pada chief mechanic-nya. Seperti Valentino Rossi, yang selama ini bergantung pada Jerry Burgess. Apa saja tugas mereka? Berikut penuturan Mike Leitner, pendamping Dani Pedrosa di Repsol Honda.
Kalau di Formula 1, orang paling penting bagi pembalap adalah chief engineer. Dialah orang menerjemahkan segala keinginan pembalap dalam bahasa teknis. Kurang lincah, ganti sayap depan. Kurang cepat, kurangi sayap belakang. Dan lain-lain.
Kalau di MotoGP, tugas itu dipegang chief mechanic. Struktur tim yang lebih kecil (hanya puluhan, tak sampai ratusan seperti F1) membuat peran sang chief mechanic lebih dari sekadar penerjemah teknis. Dia juga harus menjadi teman dan motivator bagi pembalap.
Ketika cocok, kombinasi chief mechanic dan pembalap bisa superdahsyat. Itulah yang selalu dipertahankan oleh Valentino Rossi. Ketika pindah dari Honda ke Yamaha beberapa tahun lalu, dia memboyong pula tim teknis yang dipimpin Jerry Burgess.
Casey Stoner, juara dunia 2007, juga punya hubungan ekstra kuat dengan Cristian Gabbarini, chief mechanic-nya di Ducati.
Sekarang, chief mechanic yang banyak mendapat sorotan adalah Mike Leitner. Dia adalah pendamping Dani Pedrosa di Repsol Honda. Berkat dialah, Pedrosa menjadi pembalap seperti sekarang ini. Menjelang GP Portugal akhir pekan ini, Pedrosa memimpin klasemen pembalap, menjadi pembalap yang paling diawasi oleh Rossi.
Leitner mulai bergabung dengan Pedrosa pada 2004, saat pembalap Spanyol itu kali pertama naik ke tingkat 250 cc. Pria 45 tahun asal Austria itu pun membantu Pedrosa menjadi juara dunia 250 cc dua kali. Tentu saja, ketika Pedrosa naik lagi ke tingkat MotoGP, Leitner ikut dibawa.
Lewat wawancara yang dilansir Crash, Leitner menuturkan tugas utamanya di samping Pedrosa. "Tugas utama saya adalah mengawasi semua keputusan yang berkaitan dengan motor. Bisa mesin, girboks, suspensi, atau ban. Keputusan terakhir ada di tangan saya," tuturnya. "Kami tim besar, dengan banyak spesialis. Semua bekerja keras. Tapi ketika harus ada keputusan, maka itu ada di tangan saya. Ini tanggung jawab besar. Banyak beban," lanjutnya.
Selain bantuan teknis, Leitner menjelaskan tugasnya juga membantu menjaga ketenangan pembalap. Meski Leitner mengaku beruntung tidak harus melakukan itu sendirian. Di timnya ada (mantan pembalap) Alberto Puig, yang banyak membantu kondisi mental Pedrosa.
"Setelah begitu lama bersama, Dani menjadi seorang teman baik. Saya jadi tahu betul dia, tahu kapan harus bicara dengannya, menenangkannya, atau memotivasinya. Semakin lama, kami semakin dekat," paparnya.
Menjadi seorang chief mechanic, tambah Leitner, sangatlah melelahkan. Ketika akhir pekan lomba, dia sudah harus bekerja sejak pukul 07.00. Kemudian bekerja terus sampai larut malam. Banyak makan energi.
"Begitu lomba dimulai, Minggu adalah hari paling mudah bagi seorang chief mechanic. Semua pekerjaan berat sudah selesai. Hari paling stres adalah Jumat dan Sabtu (persiapan, Red). Minggu, kalau segalanya lancar, sangatlah ringan. Meski itu juga hari paling berat bagi pembalap," ungkapnya.
Leitner menegaskan, pekerjaan tentu menjadi sangat mudah bila pembalapnya dahsyat. Dan dia merasa beruntung bekerja bersama pembalap sehebat Dani Pedrosa. Selain memberi hasil memuaskan di lintasan, Pedrosa juga bukan pembalap yang merepotkan.
"Dia orang spesial. Dia tidak merasa sebagai pahlawan, sebagai bintang, atau primadona. Dia sederhana," jelasnya. "Saya pikir inilah peran besar Alberto Puig. Dani sudah dilatih untuk memahami apa itu hidup. Dia mengerti sisi positif dan negatif dari dunia balap motor, selalu serius dalam menjalani pekerjaan," pungkasnya.
jawapos.com
12 April 2008
Tahukah Kamu? Tugas Berat Chief Mechanic selama Grand Prix Weekend
Label:
Tahukah Kamu?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar