KUALA LUMPUR--Mantan PM Malaysia, Mahathir Mohamad, mengajak umat Islam sedunia yang berjumlah 1,3 miliar memboikot produk Belanda. Ajakan itu menyusul penayangan film Fitna oleh politisi sayap kanan Belanda, Geert Wilders, di internet, Kamis (27/3) lalu.
''Kalau Muslim bersatu memboikot produk Belanda, negara itu akan bangkrut karena yang memboikot banyak sekali,'' kata Mahathir seperti dikutip surat kabar berbahasa Melayu, Utusan Malaysia, Ahad (30/3).
Bila boikot berjalan efektif, hal itu akan memaksa perusahaan-perusahaan Belanda untuk menutup usahanya. ''Sebagian penduduk Muslim adalah orang-orang kaya yang juga pengimpor terbesar produk Belanda,'' katanya. Khawatir atas ancaman boikot itu, pengusaha Belanda yang tergabung dalam organisasi bernama VNO-NCW mengancam balik Wilders bila boikot itu menjadi kenyataan. Mereka menyadari aksi boikot dapat menimbulkan kerugian ekonomi, berupa tersendatnya kegiatan ekspor.
''Saya tidak tahu apakah Wilders orang kaya atau mengasuransikan dirinya dengan baik. Jika akhirnya terjadi boikot terhadap produk Belanda, kami akan mempertimbangkan agar dia memikul tanggung jawab,'' kata Ketua VNO-NCW, Bernard Wientjes, kepada surat kabar Het Financial Dagblad.
Usai peluncuran, Kamis (27/3) malam, kepada wartawan Wilders mengaku film itu dibuat karena Islam dan Alquran membahayakan kebebasan. ''Dan, saya ingin mengingatkan orang akan hal itu.'' Namun, film itu justru ditentang Pemerintah Belanda. ''Film itu menyamakan Islam dengan kekerasan. Kami menolaknya,'' kata PM Belanda, Jan Peter Balkenende, akhir pekan lalu.
Menlu Malaysia, Rais Yatim, meminta Wilders bertanggung jawab penuh atas dampak publikasi film Fitna. ''Menggambarkan Islam sebagai agama yang mendorong kekerasan adalah menyesatkan,'' katanya. Sementara itu, Menlu Mesir, Ahmed Abul Gheit, mendesak negara-negara Barat memberlakukan UU yang menjerat pelaku penistaan terhadap simbol-simbol agama, pelanggaran HAM, dan rasisme.
Dalam pertemuan dua hari di Slovenia kemarin, para menlu negara-negara Uni Eropa (UE) memberi dukungan penuh kepada Pemerintah Belanda atas penolakan film buatan Wilders. Pernyataan yang ditandatangani 27 menlu UE itu menolak menyamakan Islam dengan kekerasan, seperti yang digambarkan film Fitna.
''Mayoritas Muslim menolak ekstremisme dan kekerasan,'' demikian pernyataan menlu UE. Muslim, Kristen, dan semua pemeluk keyakinan harus hidup berdampingan secara damai dan saling menghormati. ''Yang jadi masalah bukan agama, tapi penyalahgunaan agama untuk melakukan kebencian dan tidak toleran.'
Deputi PM Singapura, Wong Kan Seng, menambahkan kebebasan berekspresi tak mengizinkan siapa pun untuk menghina agama atau ras lain. Sementara itu, Ketua Persatuan Ulama Islam Dunia, Yusuf Qaradhawi, menyambut baik sikap Pemerintah Belanda yang menyatakan film itu tak mewakili masyarakatnya.
Di dalam negeri, Ketua Umum DPP PPP, Suryadharma Ali, meminta Pemerintah Belanda menghukum warganya setimpal dengan perbuatan yang melecehkan Islam. ''Lebih baik mengorbankan satu warganya daripada merusak hubungan kedua negara,'' katanya di Jepara, Jawa Tengah.
republika.co.id







Tidak ada komentar:
Posting Komentar